Saat lahir manusia tidak mengetahui banyak ilmu sehingga Allah mengajarkan manusia tentang sesuatu yang tidak ia ketahui. Melalui mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan indera lain untuk bisa mengenali lingkungan sekitar sebagai ilmu baru untuknya. Bertambahnya usia maka memori yang tersimpan akan semakin lengkap berdasarkan paparan lingkungan sekitar memberinya, semakin sering paparan itu menerpanya maka semakin lekat memori dalam dirinya tentang itu.
Pantas, Rasulullah saw mengingatkan bahwa orang tuanya dapat memberi pengaruh kepada anaknya menjadi Yahudi, Nasrani ataupun menjadi Muslim yang taat melalui paparan yang diterima oleh anak-anak. Tidak hanya orang tua, penjual minyak wangi (begitu Rasulullah mengumpamakan) pun dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan terhadap kita maupun anak-anak kita.
Lantas, bagaimana mencarikan lingkungan baik untuk anak ?
“Butuh orang se-kampung untuk mendidik satu anak.” Bukan hanya orang tua yang baik semata dalam mendidik anak, tetapi kita membutuhkan kumpulan, ‘kenalan’ lain untuk mendidik anak-anak kita. Dari kumpulan orang-orang baik tersebut anak-anak kita akan mendapatkan paparan, jika paparan yang diterima adalah paparan yang baik, in sya Allah akan berpengaruh baik terhadap perilaku dan perkembangan anak kita, maka kita butuh komunitas kebaikan dalam komunitas pendidikan.
Suatu saat anakmu akan menjadi teman anakku selama perjalanan kehidupannya, sehingga ‘saya’ tetap akan peduli terhadap kebaikan anakmu untuk kebaikan anakku, begitu semua anggota komunitas kebaikan komunitas pendidikan melihat semua anak-anak. Anakmu anakku.